![]() |
INILAH 10 Pembatal Keislamanmu | Baca dan Bagikan Yuk !! Muslim ikut Berdakwah |
KITA, insyaAllah bersyukur dilahirkan dalam keluarga Muslim. Namun
kadang-kadang, banyak hal yang sering kali terlewat dalam pembelajaran
kita selama ini. Misalnya saja, apa saja yang membatalkan keislaman
kita.
Berikut adalah hal-hal yang bisa membatalkan keislaman kita:
Pertama: Kesyirikan (beribadah kepada selain Allah).
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik kepada-Nya, dan Dia mengampuni semua dosa di bawah dari itu
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
maka sungguh di telah mengadakan dosa yang besar.” (QS. An-Nisa’:48)
Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya
Allah adalah Al-Masih putera Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri)
berkata: “Wahai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabb kalian”.
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka
Allah akan mengharamkan surga untuknya dan tempatnya adalah di neraka,
tidak ada seorangpun penolong bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah: 72)
Kedua: Berpaling dari Islam dengan lebih memilih agama Yahudi,
Nashrani, Majusi, Komunis, Sekularis, atau selainnya dari keyakinan yang
membawa kekufuran jika dia menyakininya.
Allah Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, barangsiapa
di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan
mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun
mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut kepada kaum mukminin, yang
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah,
dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah
karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki, dan
Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 54)
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke
belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka,
setan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan
angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka
(orang-orang munafik) berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa
yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhi kalian
dalam beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia mereka.
Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila para malaikat mencabut nyawa
mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka? Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang
menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya,
sebab itu Allah menghapus amalan-amalan mereka. Atau apakah orang-orang
yang ada penyakit dalam hatinya mengira bahwa Allah tidak akan
menampakkan kedengkian mereka? Dan kalau kami kehendaki, niscaya kami
tunjukkan mereka kepada kalian sehingga kalian benar-benar dapat
mengenal mereka dengan tanda-tandanya, dan kalian benar-benar akan
mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka dan Allah mengetahui
perbuatan-perbuatan kalian.” (QS. Muhammad: 25-30)
Ketiga: Orang yang tidak mengkafirkan orang kafir baik dari Yahudi,
Nashrani, Majusi, orang-orang musyrik, atau orang yang mulhid (Atheis)
atau selain itu dari berbagai macam kekufuran. Atau dia meragukan
kekafiran mereka atau dia membenarkan mazhab/ajaran mereka, maka dia
telah kafir.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir
kepada Allah dan rasul-rasulNya, dan bermaksud membeda-bedakan antara
(keimanan kepada) Allah dan rasul-rasulNya, dengan mengatakan: “Kami
beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang
lain)”, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah)
di antara yang demikian (iman atau kafir). Merekalah orang-orang yang
kafir dengan sebenar-benarnya kekafiran. Kami Telah menyediakan siksaan
yang menghinakan untuk orang-orang yang kafir itu.” (QS. An-Nisa’: 150-151)
Keempat: Orang yang meyakini bahwasanya petunjuk selain petunjuk
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wassallam- lebih sempurna atau meyakini
bahwa hukum selain hukum yang dibawa oleh Rasulullah -shallallahu’alaihi
wasallam- lebih baik (daripada petunjuk dan hukum beliau).
Seperti orang-orang yang lebih memilih hukum-hukum thagut daripada hukum
yang dibawa oleh Rasulullah -Shallallahu’alaihi wasallam-.
Allah Ta’ala
berfirman, “Apakah hukum jahiliyah yang mereka inginkan, dan
siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang
yakin?” (QS. Al-Maidah: 50)
Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa
mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima (agama itu)
darinya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Kelima: Orang yang membenci apa yang dibawa oleh Rasulullah -shallallahu’alaihi wasallam-, walaupun dia mengamalkannya.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan orang-orang yang kafir, maka
kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghilangkan amalan-amalan mereka.
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa
yang Allah turunkan maka Allah menghapuskan amalan-amalan mereka.” (QS. Muhammad: 8-9)
Keenam: Orang yang mengolok-olok (menghina) Allah, Rasul, Al-Qur’an,
agama Islam, malaikat, atau para ulama karena ilmu yang mereka miliki.
Atau menghina salah satu syiar dari syiar-syiar Islam seperti, shalat,
zakat, puasa, haji, tawaf di Ka’bah,wukuf di ‘Arafah, atau menghina
Masjid, azan, jenggot, atau sunnah-sunnah Rasulullah -shollallahu’alaihi
wasallam lainnya, dan syi’ar-syi’ar agama Allah, dan tempat-tempat yang
disucikan dalam keyakinan Islam serta yang terdapat keberkahan
padanya.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan jika kamu tanyakan kepada
mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan
menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main
saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya, dan Rasul-Nya
kalian berolok-olok?” Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian telah
kafir setelah beriman. Jika kami memaafkan segolongan kalian (lantaran
mereka taubat), niscaya kami akan mengazab golongan (yang lain)
disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.” (QS. At-Taubah: 65-66)
Ketujuh: Sihir, termasuk ash-shorfu (merubah seseorang dari sesuatu yang dicintainya menjadi yang dibencinya) dan al-athfu (mendorong seseorang dari sesuatu yg dibencinya menjadi dicintainya/pelet dan semacamnya, pent.)
Allah Ta’ala berfirman, “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh
setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa
Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir), akan tetapi justru setan-setan itulah yang kafir
(mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa
yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut
dan Marut. Keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun
sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (kepada kamu)
sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua
malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat memisahkan antara
seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak bisa
memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin
Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberikan mudharat
kepada mereka dan tidak pula memberi manfaat kepada mereka. Sungguh
mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (Kitab Allah)
dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat
jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka
Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 102)
Kedelapan: Memberikan pertolongan kepada orang kafir dan membantu mereka dalam rangka memerangi kaum muslimin
Allah Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian
mengikuti sebagian dari ahli kitab, niscaya mereka akan mengembalikan
kalian menjadi orang kafir sesudah kalian beriman. Bagaimanakah kalian
(bisa sampai) kafir padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian dan
Rasul-Nya berada di tengah-tengah kalian? Barangsiapa yang berpegang
teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk
kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali Imron: 100-101)
Kesembilan: Meyakini bahwa ada sebagian manusia yang diberi
keleluasaan untuk keluar dari syariat Rasulullah -shollallahu ’alaihi
wasallam
sebagaimana Nabi Khidir diperbolehkan keluar dari syariat yang dibawa Nabi Musa -‘alaihissalam-.
Allah Ta’ala berfirman, “Dan
kami tidak mengutus kamu melainkan kepada umat manusia seluruhnya
sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada Mengetahui.” (QS. Saba’: 28)
Kesepuluh: Berpaling dari agama Allah Ta’ala, tidak mempelajarinya, dan tidak beramal dengannya
Allah Ta’ala berfirman, “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang
yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, kemudian dia
berpaling darinya? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada
orang-orang yang berdosa.” (QS. As-Sajdah: 22)
Allah Ta’ala berfirman,
“Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang
telah lalu, dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu dari sisi
Kami suatu peringatan (Al-Quran). Barangsiapa yang berpaling dari
Al-Qur’an, maka sesungguhnya dia akan memikul dosa yang besar di hari
kiamat. Mereka kekal di dalamnya dan amat buruklah dosa itu sebagai
beban bagi mereka di hari kiamat.” (QS. Thaha: 99). [al-atsariyyah]
Sumber: itab Al-Qaul Al-Mufid fii Adillah At-Tauhid Bab: Nawaqidh
Al-Islam ‘Asyarah, karya: Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab
Al-Wushabi Al-Yamani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar